a. Maqamat
Maqamat, bentuk jamak dari maqam
berarti tahapan, tingkatan, atau kedudukan. Jadi, maqamat adalah tahapan rohani
yang ditempuh oleh para pengamal tasawuf untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT.
Ada beberapa tingkatan dalam maqam
yaitu:
- Tobat
Orang yang menempuh jalan sufi
terlebih dahulu harus bertobat dari dosa, yang dilakukan oleh anggota badan,
maupun yang tersembunyi di dalam hati.
- wara’,
Wara’ yaitu meninggalkan segala
sesuatu yang syubhat, yaitu segala sesuatu yang yang diragukan hukumnya, tidak
jelas halal-haramnya, dan meninggalkan segala sesuatu yang tidak berguna.
- Zuhud
Zuhud yaitu mengosongkan hati dari
cinta terhadap dunia dan menjalani hidup untuk beribadah kepada Allah SWT,
serta mengosongkan hati dari selain Allah SWT dan memusatkan hati kepada
cinta-Nya.
- Faqir
Faqir yaitu menjalani hidup dengan
kesadaran bahwa ia hanya membutuhkan Allah SWT.
- Sabar
Sabar yaitu sabar dalam menjalani
perintah, sabar dalam meninggalkan larangan, sabar dalam menghadapi kesulitan,
dan sabar atas ni’mah yang dilimpahkan oleh Allah SWT kepadanya.
- Tawakal
Tawakal yaitu menyerahkan segala
sesuatunya kepada Allah SWT, tidak bergantung kepada selain-Nya, dan tidak pula
kepada amal perbuatannya (nafsunya).
- Rida
Rida yaitu menerima dengan senang
hati segala sesuatu yang ditakdirkan oleh Allah SWT dan menyadari bahwa
ketentuan-Nya lebih baik daripada keinginannya.
b. Ahwal
Ahwal adalah bentuk jamak dari ‘hal’
yang biasanya diartikan sebagai keadaan mental (mental states) yang dialami
oleh para sufi di sela-sela perjalanan spiritualnya. “ahwal” sering diperoleh
secara spontan sebagai hadiah dari Tuhan. Lebih lanjut kaum sufi mengatakan
bahwa hal adalah anugerah dan maqam adalah perolehan. Tidak ada maqam yang
tidak dimasuki hal dan tidak ada hal yang terpisah dari maqam.
hal juga terdiri dari beberapa
macam. Namun, konsep pembagian atau formulasi serta jumlah hal berbeda-beda
dikalangan ahli sufi. Diantara macam-macam hal yaitu :
•Muraqabah
Secara etimologi muraqabah berarti
menjaga atau mengamati tujuan. Adapun secara terminologi muraqabah adalah salah
satu sikap mental yang mengandung pengertian adanya kesadaran diri bahwa ia
selalu berhadapan dengan Allah dan merasa diri diawasi oleh penciptanya.
• Khauf
Al-khauf adalah suatu sikap mental
merasa takut kepada Allah karena kurang sempurna pengabdiannya atau rasa takut
dan khawatir jangan sampai Allah merasa tidak senang kepadanya.
• Raja’
raja’ adalah sikap optimis dalam
memperoleh karunia dan nikmat Allah SWT yang disediakan bagi hambaNya yang
saleh dan dalam dirinya timbul rasa optimis yang besar untuk melakukan berbagai
amal terpuji dan menjauhi perbuatan yang buruk dan keji.
• Syauq
Syauq bermakna lepasnya jiwa dan
bergeloranya cinta. Para ahli sufi menyatakan bahwa syauq merupakan bagian dari
mahabbah. Sehingga pengertian syauq dalam tasawuf adalah suasana kejiwaan yang
menyertai mahabbah. Rasa rindu ini memancar dari kalbu karena gelora cinta yang
murni. Untuk menimbulkan rasa rindu kepada Allah maka seorang salik terlebih
dahulu harus memiliki pengetahuan dan pengenalan terhadap Allah. Jika
pengetahuan dan pengenalan terhadap Allah telah mendalam, maka hal tersebut
akan menimbulkan rasa senang dan gairah. Rasa senang akan menimbulkan cinta dan
akan tumbuh rasa rindu, rasa rindu untuk selalu bertemu dan bersama Allah.
• Mahabbah
Cinta (mahabbah) adalah pijakan atau
dasar bagi kemuliaan hal. Seperti halnya taubat yang menjadi dasar bagi
kemuliaan maqam.Al-Junaid menyebut mahabbah sebagai suatu kecenderungan hati.
Artinya, hati seseorang cenderung kepada Allah dan kepada segala sesuatu yang
datang dariNya tanpa usaha. Tokoh utama paham mahabbah adalah Rabi’ah
al-Adawiyah (95 H-185 H). Menurutnya, cinta kepada Allah merupakan cetusan dari
perasaan cinta dan rindu yang mendalam kepada Allah.
• Tuma’ninah
Secara bahasa tuma’ninah berarti
tenang dan tentram. Tidak ada rasa was-was atau khawatir, tak ada yang dapat
mengganggu perasaan dan pikiran karena ia telah mencapai tingkat kebersihan
jiwa yang paling tinggi.
• Musyahadah
Dalam perspektif tasawuf musyahadah
berarti melihat Tuhan dengan mata hati, tanpa keraguan sedikitpun, bagaikan
melihat dengan mata kepala. Hal ini berarti dalam dunia tasawuf seorang sufi dalam
keadaan tertentu akan dapat melihat Tuhan dengan mata hatinya. Musyahadah dapat
dikatakan merupakan tujuan akhir dari tasawuf, yakni menemukan puncak
pengalaman rohani kedekatan hamba dengan Allah.
• Yaqin
Al-yaqin berarti perpaduan antara
pengetahuan yang luas serta mendalam dan rasa cinta serta rindu yang mendalam
pula sehingga tertanamlah dalam jiwanya perjumpaan secara langsung dengan
Tuhannya. Dalam pandangan al-Junaid yaqin adalah tetapnya ilmu di dalam hati,
ia tidak berbalik, tidak berpindah dan tidak berubah. Menurut al-Sarraj yaqin
adalah fondasi dan sekaligus bagian akhir dari seluruh ahwal. Dapat juga
dikatakan bahwa yaqin merupakan esensi seluruh ahwal .
No comments:
Post a Comment