Wednesday, November 18, 2015

Al- hallaj




            Beliau lahir dengan nama Abu Al-muqis Al-Husain ibnu Mansur Al- baidlawi pada858 M/244 H di Baida, daerah Fars, Iran. Masa remajanya dihabiskan di kota Tustar, belajar kepada Sahal ibnu Abdullah At-Tustari, seorang sufi besar di daerah Tustar. Ia juga berguru pada beberapa guru spiritual seperti, Syekh Abdul Husain al-Nurim, Syekh Junaid Al-Bagdadi, dan Syekh Amru ibn Usman Al-Makki.
            Ketika berguru pada Al-Makki itulah ia mulai mendapat pemahaman tentang Wahdatul Wujud,dan sejak itu ia banyak melontarkan ucapan-ucapan yang kontroversial. Padahal beberapa gurunya sudah berkali-kali melarangnya. Meski dianggap nyleneh, Al-Hallaj juga berdakwah. Bahkan ia tidak tanggung-tanggung dalam berdakwah , misalnya berdakwah sambil mengembara, dari Ahwaz, Khurasan, Turkistan, sampai ke India. Dan hebatnya dimanapun  berada ia selalu dielu-elukan karena ilmu agamanya yang tinggi. Kepiawaiannya inilah yang menjadikannya mempunyai banyak pengikut yang belakangan disebut kelompok al-Hallajiyah. Mereka memandang Al-Hallaj sebagai waliyullah yang memiliki kekeramatan.
Dalam beribadah Al-Hallaj sering mengungkapkan rasa syathahat, yaitu ungkapan-ungkapan yang terdengar ganjil. Hal itu terjadi ketika ia tenggelam dalam Fana, suatu tingkatan kerohanian ketika kesadaran tentang segala sesuatu sirna kecuali hanya kesadaran tentang Allah SWT. Dari sini muncul ungkapan An al-Haq, yang oleh Al-Hllaj ditafsirkan bahwa ”aku berada di dalam dzat Allah.”  Banyak ahli tasawuf menafsirkan ungkapan itu sebenarnya tidak dimaksudkan bahwa dirinya tuhan. Hal ini tampak dalam sebuah pernyataannya “ Aku adalah rahasia yang Maha Benar, bukanlah yang Maha Benar itu Aku. Aku hanyalah satu dari yang benar. Maka bedakanlah antara aku dan Dia.” Namun karena ungkapan kontroversial ia dihukum mati karena mempertahankan pendapat dan ajarannya.



No comments:

Post a Comment